Walaupun
mengandung resiko dan sulit, berusaha untuk mengerti, atau mendiagnosa sebelum
anda membuat resep, itu prinsip yang benar yang dimanifestasikan di banyak
bidang kehidupan.
Ketika
putri dari tante sandra yang bernama jenny baru berusia 1 tahun, ia sakit pada
hari Sabtu, hari berlangsungnya pertandingan volly di lingkungan kami yang
mendominasikan pikiran hampir semua orang. Hari ini ada pertandingan yang
penting kira-kira kurang lebih 200 orang ada di sana. Saya dan tante Sandra
ingin sekali pergi, tetapi kami tidak mau ,meninggalkan si kecil Jenny.
Muntah-muntah dan diare yang di deritanya membuat kami khawatir.
Dokter
sedang menonton pertandingan itu, Ia bukan dokter keluarga kami, tetapi ia
bertugas jaga saat itu. Ketika situasi jenny memburuk, kami memutuskan untuk
meminta pertolongan dokter.
Tante
Sandra menelepon stadion dan memintanya agar dokter di panggil.saat itu
pertandingan sedang mencapai titik kritis, dan tante Sandra dapat merasakan
nada resmi pada suaranya. “ya?” katanya singkat. “Ada apa?”
“Saya
Sandra, dokter, dan kami khawatir tentang putri kami, jenny.”
“Bagaimana
keadaanya?” tanyanya dokter.
Tante
Sandra menguraikan gejalanya, dan dokter berkata, “baiklah. Saya akan
memberikanya resep. Anda bisa ke apotek mana saja”
Ketika
menetup telepon, tante Sandra merasa bahwa dalam ketergesaanya ia belum
benar-benar memberi data yang lengkap kepada dokter, tetapi merasa apa yang ia
katakan sudah cukup
“Menurut
tante ia tahu jenny baru berusia 1 tahun?” saya bertanya
“Aku
yakin ia tahu,” jawab tante Sandra
“Tetapi
ia bukan dokter langganan kita. Bahkan ia tidak pernah mengobati jenny.” Saya
bertanya
“Ah,
aku yakin ia tahu.” Jawab tante Sandra
“Tante
mau memberinya obat ini jika tante tidak benar-benar yakin dokternya tahu?” say
bertanya.
Tante
Sandra terdiam. “Apa yang akan kita perbuat?” tante sandra bertanya.
“telepon
dokternya kembali,” saya berkata.
“kamu
saja yang menelopon,” balas tante Sandra.
Saya
pun menelepon. “dokter, ketika anda memberi resep, tahukah anda bahwa jenny
baru berusia 1 tahun?”
“tidak”
jawab dokter. “saya tidak tahu itu. Untung anda menelepon kembali. Saya akan
ganti resepnya segera.”
Jika
anda tidak percaya akan diagnosanya, akan tidak akan percaya resepnya.
Prinsip
ini juga berlaku dalam penjualan. Penjual yang efektif berusaha terlebih dahulu
untuk mengerti kebutuhanya, kekhawatiran,situasi pelanggan. Penjual amatir
menjual produk, penjual profesional menjual solusi untuk kebutuhan dan masalah.
Pendekatan yang sepenuhnya berbeda. Penjual profesional belajar bagaimana
mendiagnosa, bagaimana mengerti. Ia juga belajar bagaimana menghubungkan
kebutuhan orang dengan produk dan jasanya. Dan ia harus mempunyai integritas
untuk mengatakan, “produk atau jasa tidak akan memenuhi kebutuhan itu” jika
memang tidak dapat.
UNIVERSITAS GUNADARMA
http://www.gunadarma.ac.id/
http://studentsite.gunadarma.ac.id
http://www.gunadarma.ac.id/
http://studentsite.gunadarma.ac.id
No comments:
Post a Comment