Sunday, November 17, 2013

BUATLAH DIAGNOSIS SEBELUM MEMBUAT RESEP


             Walaupun mengandung resiko dan sulit, berusaha untuk mengerti, atau mendiagnosa sebelum anda membuat resep, itu prinsip yang benar yang dimanifestasikan di banyak bidang kehidupan.
            Ketika putri dari tante sandra yang bernama jenny baru berusia 1 tahun, ia sakit pada hari Sabtu, hari berlangsungnya pertandingan volly di lingkungan kami yang mendominasikan pikiran hampir semua orang. Hari ini ada pertandingan yang penting kira-kira kurang lebih 200 orang ada di sana. Saya dan tante Sandra ingin sekali pergi, tetapi kami tidak mau ,meninggalkan si kecil Jenny. Muntah-muntah dan diare yang di deritanya membuat kami khawatir.
            Dokter sedang menonton pertandingan itu, Ia bukan dokter keluarga kami, tetapi ia bertugas jaga saat itu. Ketika situasi jenny memburuk, kami memutuskan untuk meminta pertolongan dokter.
            Tante Sandra menelepon stadion dan memintanya agar dokter di panggil.saat itu pertandingan sedang mencapai titik kritis, dan tante Sandra dapat merasakan nada resmi pada suaranya. “ya?” katanya singkat. “Ada apa?”
            “Saya Sandra, dokter, dan kami khawatir tentang putri kami, jenny.”
            “Bagaimana keadaanya?” tanyanya dokter.
            Tante Sandra menguraikan gejalanya, dan dokter berkata, “baiklah. Saya akan memberikanya resep. Anda bisa ke apotek mana saja”
            Ketika menetup telepon, tante Sandra merasa bahwa dalam ketergesaanya ia belum benar-benar memberi data yang lengkap kepada dokter, tetapi merasa apa yang ia katakan sudah cukup
            “Menurut tante ia tahu jenny baru berusia 1 tahun?” saya bertanya
            “Aku yakin ia tahu,” jawab tante Sandra
            “Tetapi ia bukan dokter langganan kita. Bahkan ia tidak pernah mengobati jenny.” Saya bertanya
            “Ah, aku yakin ia tahu.” Jawab tante Sandra
            “Tante mau memberinya obat ini jika tante tidak benar-benar yakin dokternya tahu?” say bertanya.
 Tante Sandra terdiam. “Apa yang akan kita perbuat?”  tante sandra bertanya.
            “telepon dokternya kembali,” saya berkata.
            “kamu saja yang menelopon,” balas tante Sandra.
            Saya pun menelepon. “dokter, ketika anda memberi resep, tahukah anda bahwa jenny baru berusia 1 tahun?”
            “tidak” jawab dokter. “saya tidak tahu itu. Untung anda menelepon kembali. Saya akan ganti resepnya segera.”
            Jika anda tidak percaya akan diagnosanya, akan tidak akan percaya resepnya.
            Prinsip ini juga berlaku dalam penjualan. Penjual yang efektif berusaha terlebih dahulu untuk mengerti kebutuhanya, kekhawatiran,situasi pelanggan. Penjual amatir menjual produk, penjual profesional menjual solusi untuk kebutuhan dan masalah. Pendekatan yang sepenuhnya berbeda. Penjual profesional belajar bagaimana mendiagnosa, bagaimana mengerti. Ia juga belajar bagaimana menghubungkan kebutuhan orang dengan produk dan jasanya. Dan ia harus mempunyai integritas untuk mengatakan, “produk atau jasa tidak akan memenuhi kebutuhan itu” jika memang tidak dapat.


UNIVERSITAS GUNADARMA
http://www.gunadarma.ac.id/
http://studentsite.gunadarma.ac.id
 


No comments:

Post a Comment